Ketulusan hati tokoh nasional Rizal Ramli membantu siapa pun dalam konteks membangun bangsa tak diragukan. Walau berada dan di luar pemerintahan, mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB bersama tiga peraih Nobel itu selalu konsisten memberikan nasihat dan solusi tanpa ada motivasi tertentu, termasuk jabatan.
Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid pada medio September 2021 pernah mengatakan bahwa sosok Rizal Ramli memiliki komitmen yang kuat dalam memperjuangkan nasib bangsa ke arah yang lebih baik. Karakternya pun, menurut istri Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid ini, juga sangat tegas dan selalu berpikir kritis.
“Yang menarik dari sosok Rizal Ramli adalah sikapnya yang konsisten dalam memperjuangkan nasib bangsa, baik saat di dalam maupun di luar kekuasaan, melalui sikapnya yang kritis dan tegas,” ujar Shinta Nuriyah.
Saat berada di luar kekuasaan, Rizal Ramli pernah membantu Joko Widodo, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta agar proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dengan JICA dari Jepang bisa berjalan.
Alhasil, bantuan tersebut berbuah manis. Namun, ketika Rizal Ramli ditawari untuk menjadi komisaris MRT, tawaran itu pun ditolaknya.
“Jelas bgt saat Jkw gub Jakarta dtg ke kantor RR minta bantu renegosiasi proyek MRT Jkt dg JICA Jepang. Stlh berhasil, ditawarin jd komut MRT pun bg RR gk mau. RR perjuangkan visi sjk muda. Kata Bu Shinta Wahid, konsisten di luar/dlm pemerintahan Klo yg ono, beda kata dg tindakan,” ujar @bima melalui akun Twitternya, yang diunggah pada Minggu (13/11).
Kisah proyek MRT itu bisa berjalan sukses berawal ketika Jokowi menyambangi kantor Rizal Ramli. Jokowi meminta Rizal Ramli untuk melobi Jepang.
Menurut Rizal, Jokowi saat itu ingin proyek MRT bisa jalan lagi. Namun nilainya terlalu mahal, sehingga perlu negosiasi ulang dengan pihak Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Saya tidak punya hubungan di luar negeri, minta tolong Mas Rizal bantu negosiasi,” tutur Rizal menirukan permintaan Jokowi waktu itu dalam wawancara di Youtube oleh Channel Karni Ilyas Club pada 23 Oktober 2020 silam.
Seminggu kemudian, Rizal bertemu dengan pimpinan JICA di New York karena sama-sama menghadiri sebuah pertemuan di PBB.
Rizal lantas menyampaikan kepada JICA bahwa proyek MRT yang ada di Jakarta nilainya terlalu mahal. Ia meminta agar pihak JICA mengirim tim ke Jakarta untuk bernegosiasi kembali. Permintaan Rizal tersebut langsung disetujui.
“Dari New York saya telepon, ‘Mas Jokowi, hoki banget, nih. Baru minta tolong saya seminggu, bosnya JICA sudah setuju. Minggu depan ada tim negosiasi’. Akhirnya MRT jalan,” kata Rizal.
Setelah itu, Rizal mengaku didatangi oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Rizal ditawari menjadi komisaris MRT.
“Ahok, saya itu gak mencari kerjaan, gue sibuk. Kalau Jokowi perlu gue, datang ke sini gue cariin solusi,” ujar Rizal menolak tawaran Jokowi.