CEO Amazon Andy Jassy mengungkapkan, pemutusan hubungan kerja (PHK) di raksasa e-commerce itu akan berlanjut hingga awal tahun depan.
“Proses perencanaan tahunan kami berlanjut hingga tahun baru, yang berarti akan ada lebih banyak pengurangan (PHK) karena managemen terus melakukan penyesuaian,” tulis Jassy dalam pernyataan publik pertamanya sejak perusahaan memulai PHK besar-besaran sejak awal pekan ini, Jumat (18/11).
“Keputusan tersebut akan dibagikan kepada karyawan dan organisasi yang terkena dampak pada awal 2023,” tuturnya.
Menurutnya, perusahaan belum menetapkan berapa total jumlah karyawan yang akan di PHK sejak saat ini hingga tahun depan. Namun, dipastikan Jassy, setiap pimpinan unit kerja akan berkoordinasi dengan baik sebelum memutuskan.
“Setiap pemimpin akan berkomunikasi dengan tim masing-masing ketika detailnya telah kami sepakati,” kata Jassy.
Amazon sebelumnya dikabarkan akan melakukan PHK kepada sekitar 10 ribu karyawannya di pekan ini. Isu itu pun dibenarkan oleh perusahaan pada Rabu (16/11).
Artinya, Amazon menjadi perusahaan terbaru yang masuk ke deretan perusahaan teknologi yang telah mengumumkan PHK signifikan dalam beberapa pekan terakhir. Pekan lalu, induk Facebook, Meta mengumumkan merumahkan 11.000 karyawan.
PHK dilakukan di tengah ketidakpastian ekonomi dan penurunan tajam permintaan. Padahal, banyak raksasa teknologi menambah staf selama pandemi.
Awal bulan ini, Amazon mengatakan membekukan perekrutan perusahaan “untuk beberapa bulan ke depan,” mengutip ketidakpastian ekonomi dan “berapa banyak orang yang telah kami pekerjakan” dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan dengan cepat menambah jumlah karyawannya saat pandemi lantaran konsumen mengubah kebiasaan dan pengeluaran untuk belanja melalui e-commerce.
Dalam laporan pendapatan terbarunya, perusahaan memperkirakan pendapatannya untuk kuartal liburan akan lebih rendah dari perkiraan sejumlah analis.