Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa cadangan devisa (cadev) yang telah digunakan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah sebesar US$ 9 miliar.
“Nilai tukar kami tahun ini mati-matian untuk menstabilkan nilai tukar. Kami intervensi dalam jumlah yang besar, sehingga membuat cadangan devisa turun dari US$ 139 miliar menjadi sekitar US$ 130 miliar,” ujar Perry dalam rapat dengan Komisi XI DPR, Selasa (22/11).
Perry menyebut BI terus berupaya agar cadangan devisa tidak turun lagi.
“Kami akan terus memutar otak bagaimana juga. Supaya para eksportir bisa kemudian juga stay longer di dalam negeri,” kata Perry.
Menurutnya, kini BI juga terus berdiskusi dengan perbankan dan eksportir supaya juga meningkat dan juga cara-cara lain supaya cadangan devisa tidak turun.
“Sampai 16 November kemarin nilai tukar rupiah melemah 8,6%. Kalau dibanding penguatan dolar dibanding negara lain masih relatif baik,” jelas Perry.
Perry mengungkapkan, BI mati-matian menjaga stabilisasi nilai tukar rupaih. Hal ini agar imported inflationnya terjaga.
“Oleh karena itu ketahanan sistem keuangan itu cukup baik. Tidak hanya dari sisi modal tapi NPL nya baik CAR 25%, NPL gros 2,78% neto 0,7. Likuiditas kami pertahankan longgar,” pungkas Perry.