Rabu, 29 November 2023
spot_img

Serangan Terhadap Rizal Ramli dengan Teknik Nabok Nyilih Tangan Bukan Cara yang Kesatria

BERITA TERKAIT

Serangan buzzer berbayar alias BuzzerRp terhadap tokoh nasional, DR Rizal Ramli dapat merusak alam demokrasi. Terlebih lagi, narasi yang disampaikan para pendengung sosial media tersebut berisi hoaks alias kabar bohong.

Salah satu BuzzerRp yang kerap menyerang Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus itu adalah akun media sosial bernama Johny Saleh.

Rizal Ramli menilai bahwa cuitan para BuzzerRp, termasuk Johny Saleh merupakan teknik “Nabok Nyilih Tangan” yang dilakukan penguasa.

“Konfrontasi teknik ‘Nabok Nyilih Tangan’ – Ciri-ciri bukan kesatria dan jiwa kerdil,” cuit Rizal Ramli dalam aku twitter miliknya @RamliRizal, Kamis (24/11).

Sebelumnya, akun Johny Saleh menuliskan bahwa “Rizal Ramli nangis meraung raung nyium kaki penyidik dsb ketika di penjara di Bandung,” cuit Johny Saleh.

Isi media sosial tersebut dipastikan merupakan hoaks dan fitnah para BuzzerRp yang jahat, dan keji demi menciptakan kekacauan dan perpecahan anak-anak bangsa.

Mantan Menteri Tenaga Kerja Ir. Alhilal Hamdi pun angkat suara terhadap narasi Johny Saleh yang berisi fitnah terhadap Rizal Ramli.

Teman satu angkatan dengan Rizal Ramli di ITB tahun 1973 itu mengisahkan perjuangan mantan Anggota Tim Panel Ekonomi PBB bersama tiga peraih Nobel tersebut saat berjuang melawan rezim otoriter Soeharto.

“Saya sekamar di sel bareng Bung @Rizal Ramli 423 di POMDAM CPM Jl Jawa Bandung berlanjut satu ruang terus di Sukamiskin gak pernah alami @Rizal Ramli 423 nangis meraung2 nyium kaki penyidik dsb…,” cuitnya.

Kemudian dia melanjutnkan cuitannya, “Kami ketawa tawa, bermusik, nyanyi-nyanyi, baca buku, olahraga bareng NAPI Politik & Kriminal..Saat itu, beberapa ibu2 Persatuan Orangtua Mahasiswa (POM) – dipimpin almarhumah ibu Surono & ibu Achmad Noe’man lah yang urus berbagai keperluan dibantu mahasiswa/i yunior. Gak pernah kenal atau ketemu ibu Azis Saleh..,” tambahnya.

“Gak tahu kalau aktivis lain. @Rizal Ramli prestasi akademis bagus, seperti juga aktivis lain dan kemudian nerusin di LN, bidang ekonomi yang memang diminati..,” tulisnya.

“Saat itupun, hubungan dengan Rektor Rektor ITB sangat baik: Iskandar Alisjahbana dan Sudjana Sapei,” demikian kesaksian Ir. Alhilal Hamdi.

Kesaksian lainnya juga dituturkan IR. Abdul Rachim, Fakultas Elektronik ITB tahun 1972.

Dia menulis bahwa saat menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB pada tahun 1975/1976, Rizal Ramli adalah sosok yang keras dan sangat memegang prinsip yang diyakininya.

Rizal Ramli, kata Abdul Rachim, tidak pernah menyerah pada keadaan sesulit apapun.

“Rizal Ramli saya kenal sekali sejak sama2 menjadi Wakil Ketua Dewan Mahasiswa ITB 1975/1976 . Orangnya keras sangat memegang prinsip yg diyakininya , tidak pernah menyerah kepada keadaan yg sesulit apapun, kepada siapapun . Sejak saat itu kami tetap berteman dan sangat sering ber kegiatan bersama bahkan dari hari kehari. Jadi saya sangat mengenal betul karakter beliau karena sudah kenal selama lebih dari 45 tahun,” cuitnya.

Karena itu, katanya, cuitan dari Johny Saleh itu merupakan kabar bohong.

“Bohong sekali kalau ada tulisan yang mengaku dari Johny Saleh yg mengatakan bahwa Rizal Ramli me-raung2 minta maaf pada waktu ditangkap , ditahan dan diadili dalam rangka aktivitasnya di Gerakan Mahasiswa 1978 . Saya yg bersama-sama dengan Rizal Ramli, Irzadi Mirwan alm dan Yoseph Manurung alm diadili di Pengadilan Negeri Bandung dalam kaitannya sama2 menulis Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978 bahkan tidak pernah mengajukan naik banding atas vonis 1,5 tahun karena ketidak percayaan kami terhadap Sistim Peradilan Orde Baru,” cuitnya.

Dia juga menulis bahwa terkait peran Ibu Aziz Saleh seperti beredar dalam cuitan Johny Saleh adalah kesalahan besar.

“Satu lagi disebutkan dalam tulisan itu ada peranan ibu Azis Saleh dalam membantu mahasiswa saat itu adalah bohong besar . Yg sering membantu para aktivis mahasiswa yg diadili saat itu adalah pengurus IOM ITB ibu Soerono alm dan ibu Noe`man alm . Kalau melihat masivnya penyebaran tulisan yg katanya dibuat oleh Johny Saleh itu, masuk ke setiap wag angkatan di alumni ITB maka bisa dipastikan ini perbuatan buzzer berbayar,” cuit Ir Abdulrachim Kresno.

spot_imgspot_img
spot_img

Hot Topics

Related Articles