Belum adanya investor yang meneken perjanjian kerjasama hitam di atas putih dalam proyek pembangunan Ibukota Negara (IKN) yang menelan anggaran Rp 460 triliun dikhawatirkan bakal mengorbankan APBN dan menambah utang.
Menurut bekas Menteri Keuangan, Fuad Bawazier, proyek IKN menjadi semakin tidak logis. Program itu hanya untuk memenuhi hasrat serta ambisi Jokowi di akhir masa jabatannya sebagai presiden selama dua periode ini.
“Pokoknya, semakin didalami, IKN semakin tidak logis, dan dari investasi yang diharapkan sudah terbayang kerugian yang akandi peroleh,” kata Fuad dikutip RMOL, Jumat (9/12).
Fuad menuturkan, investor asing masih gamang masuk ke proyek IKN lantaran mereka mengamati kondisi ekonomi global dan kondisi Indonesia terkini, sehingga perlu kehati-hatian untuk menggelontorkan dana besar.
“Nah, calon-calon investor di luar negeri juga mengamati perkembangan ini. Apalagi Soft Bank yang semula bersemangat, setelah melihat kenyataannya tidak logis, sudah membatalkan untuk investasi di IKN,” ujarnya.
Karena itu, Fuad berharap Presiden Jokowi tidak terlalu berambisi dalam pembangunan IKN ini.
“Harapan kita, sejujurnya, Presiden Jokowi bisa bangun dari mimpinya dan sadar bahwa dukungan-dukungan politik itu semu,” pungkasnya.