Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menilai, klaim Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyatakan koalisinya bersama Partai Gerindra masih solid tampaknya hanya menutupi koalisi yang juga rawan bubar. Sebab, sampai sekarang koalisi dua partai itu belum ada kemajuan yang berarti.
Jamiluddin mengatakan, salah satu indikator koalisi belum ada kemajuan adalah dalam menetapkan capres dan cawapres yang akan diusung.
“Gerindra masih ngotot Ketua Umumnya Prabowo Subianto menjadi capres. PKB juga sama ngototnya agar Cak Imin yang jadi capres,” ujar Jamiluddin dikutip dari RMOL, Rabu (14/12).
Menurut bekas Dekan Fikom IISIP Jakrat ini menganalisa Prabowo yang lebih layak jadi capres daripada Cak Imin. Sebab, elektabilitas Prabowo sangat tinggi sementara Cak Imin elektabilitas sangat rendah.
Ia mengatakan, dilihat dari elektabilitas, Cak Imin untuk menjadi cawapres saja tidak layak. Elektabilitasnya sangat tidak membantu mengerek elektabilitas Prabowo.
Sementara itu, muncul spekulasi mengusulankan Ganjar Pranowo atau Erick Thohir untuk menjadi cawapresnya Prabrowo. Dua orang ini dapat mengerek elektabilitas Prabowo. Apalagi, Pilpres 2024 merupakan peluang terakhir Prabowo Subianto untuk menjadi presiden.
“Jadi, koalisi PKB dan Gerindra berpeluang bubar saat menentukan capres dan cawapres,” pungkasnya.