Puluhan mahasiswa yang terafiliasi dalam BEM Seluruh Indonesia (SI) menggelar demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Barat atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/12). Mereka menuntut Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru disahkan oleh DPR RI agar segera dicabut.
Dalam aksinya itu, para mahasiswa menggotong keranda mayat yang bertuliskan ‘Jokowi Otoriter’. Sementara di sisi satunya bertuliskan ‘Matinya Demokrasi’.
Dalam keranda mayat itu yang dibawa para pendemo juga terlihat buntalan bantal yang dibalut dengan kain putih menyerupai jenazah. Di bagian wajah ‘jenazah’ itu tertempel foto Presiden Jokowi.
“Keranda itu melambangkan matinya demokrasi,” kata Koordinator BEM SI, Yuza Agusti.
Yuza mengatakan, demo kali ini merupakan aksi simbolik, sehingga tidak terlalu banyak massa pendemo yang hadir.
Ia mengklaim ada 100 orang lebih yang tergabung pada aksi kali ini yang tergabung dari beberapa kampus di Jabodetabek.
“Memang nggak sebanyak aksi massa. Karena kita disini aksi simbolik,” tutur Yuza.
Meski demikian Yuza menyebut, aksi ini bukan yang terakhir. Namun masih ada rentetan aksi penolakan KUHP baru itu.
“Kita bakal ada aksi lanjutan, tapi masih mengumpulkan amunisi terlebih dahulu. Apalagi ini akhir tahun,” tandasnya.