Taliban kembali menegaskan pelarangan pelajar perempuan di Afghanistan untuk mengikuti proses pembelajaran di universitas.
Seluruh universitas swasta dan negeri pun telah dikirimi surat oleh juru bicara Kementerian Pendidikan Tinggi, Ziaullah Hashmi yang isinya adalah larangan bagi kaum perempuan untuk mengenyam pendidikan di kampus.
Hashmi men-tweet surat itu dan mengonfirmasi isinya dalam sebuah pesan kepada The Associated Press tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Perempuan dan anak perempuan dilarang masuk universitas negeri dan swasta sampai pemberitahuan lebih lanjut,” kata pernyataan tersebut.
Aktivis dan jurnalis Afghanistan Nilofar Ayoubi buka suara atas pelarangan terbaru.
“Afghanistan sekarang secara resmi menjadi neraka bagi perempuan dan anak perempuan,” tulis Ayoubi di Twitter.
Meski mendapat protes dan kecaman, Taliban tetap bergeming. Bahkan, mereka ditengarai bakal melanjutkan eksekusi dan pencambukan terhadap pihak yang melanggar aturan seperti yang terjadi pada 1990-an.
Sekolah perempuan yang tetap buka telah menjadi sasaran para ekstremis.
Sebelumnya pada April, enam orang tewas di sebuah sekolah menengah di lingkungan yang sama, dan pada bulan Mei tahun lalu sebuah pemboman menewaskan 85 orang di sebuah sekolah perempuan.
