Kekesalan Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kepada Presiden RI Joko Widodo terkait rencana pembangunan bandara baru di Bali dinilai bukan hal yang biasa. Kejengkelan itu lantaran Jokowi dipandang tak paham etika lingkungan.
Sebab, Megawati dinilai punya pikiran global tentang masa depan Bali sebagai pusat kebudayaan.
Menurut pengamat politik, Rocky Gerung, bandara merupakan sumber polusi, dan Megawati tampaknya tidak ingin di Tanah Dewata terjadi emisi karbon yang tinggi. Apalagi, Bali sudah berkali-kali menjadi pusat konferensi internasional.
“Jadi saya kira konteks itu yang musti kita perhatikan, bukan karena Mega jengkel pada Jokowi saja. Tapi Mega jengkel bahwa Jokowi enggak paham etika lingkungan,” ujar Rocky seperti dikutip Redaksi dari video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official berjudul “Setelah Marah ke Jokowi, Sekarang Megawati Ngamuk: Tulis Ya Ibu Mega Ngamuk!”, Selasa (17/1).
“Kalau emak-emak sudah ngamuk, ya sudah itu pertanda sudah di ubun-ubun. Dan Megawati berkali-kali mengucapkan dalam pidato kata ibu, ibu, ibu. Dan lingkungan itu selalu dekat dengan ibu, karena itu bumi disebut mother earth,” papar Rocky.
Rocky menilai, Bandara Ngurah Rai sudah lebih dari cukup. Sehingga, tidak ada alasan untuk membangun bandara lagi di Bali.
“Jadi Ibu Megawati sebetulnya berpikir global dan berpikir tentang masa depan Bali sebagai pusat kebudayaan, bukan pusat turisme. Kalau turisme itu habis semua kan. Jadi kebudayaan Bali itu jangan diagunkan hanya untuk menambah devisa melalui tourism,” tandas Rocky.