Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Jenderal Li Shangfu tidak menghalangi Kongres Rakyat Nasional China (NPC) untuk menunjuknya sebagai Menteri Pertahanan China yang baru pada Minggu (12/3) waktu Beijing.
Li, yang terpilih untuk menggantikan Wei Feng He, telah dikenai sanksi oleh negeri Paman Sam, karena berurusan dengan Rusia.
Pada 2018, Amerika Serikat memasukkan insinyur kedirgantaraan yang bekerja dalam program satelit China itu ke dalam daftar hitam. Li saat itu menjabat sebagai kepala Departemen Pengembangan Peralatan yang meluncurkan transaksi pembelian senjata Rusia, termasuk Su- 35 pesawat tempur dan sistem rudal permukaan-ke-udara S-400.
Li lahir pada tahun 1958 di Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan barat daya. Setelah lulus dari universitas militer, dia menghabiskan lebih dari tiga dekade di pelabuhan antariksa Xichang sebagai teknisi, dan akhirnya menjadi direktur lokasi peluncuran.
Pada tahun 2000-an, dia mengawasi peluncuran Chang’e 2, wahana penjelajah bulan pertama negara itu, dan memimpin uji coba rudal anti-satelit pertama China.
Pada tahun 2016, Li diangkat sebagai wakil komandan Komando Dukungan Strategis Tentara Pembebasan Rakyat yang baru dibentuk, sebuah cabang yang ditugaskan untuk ruang angkasa dan perang dunia maya.
Antara-2017 dan 2022, sang jenderal memimpin program luar angkasa berawak China. Selama masa jabatannya, Beijing meningkatkan aktivitas di luar angkasa, menyelesaikan 55 peluncuran orbit yang sukses pada tahun 2021, melampaui AS dan Rusia.
Penunjukan baru Li datang pada saat meningkatnya konfrontasi antara China dengan AS dan meningkatnya ketegangan terkait masalah Taiwan.
NPC bersidang untuk sesi tahunannya awal bulan ini. Pada Jumat, badan legislatif memilih Xi Jinping sebagai presiden untuk masa jabatan ketiga, dan kemudian memilih Li Qiang sebagai perdana menteri baru.