Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie M. Massardi meyakini bakal ada gerakan masyarakat sipil menunda pembayaran pajak hingga Sri Mulyani Indrawati diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan.
“Saya minta sebelum bulan puasa harus sudah dicopot. Karena kalau ini tidak dicopot sebelum bulan puasa, akan ada gerakan besar di masyarakat sipil, kami akan menyuarakan masyarakat untuk menunda pembayaran pajak. Menunda, ya, sampai Sri Mulyani berhenti,” tegas juru bicara Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam diskusi bertajuk ‘”Dosa Pajak” Sri Mulyani’ yang digelar di Kopi Timur, Jalan Pondok Kelapa Raya, Jakarta Timur, Selasa (14/03).
Dalam pemaparannya, Adhie menceritakan bahwa Sri Mulyani pernah mengungkapkan di suatu diskusi ekonomi perbedaan tentang akademisi dan politisi. Ia menyindir kinerja Sri Mulyani saat ini.
“Waktu itu dia (Sri Mulyani) masih akademisi. Dia bilang, ‘Kalau akademisi itu tidak boleh bohong, tapi bisa salah. Beda dengan politisi.’ Ini dia yang bilang. ‘Kalau politisi boleh berbohong, tapi tidak boleh salah.’ Nah, sekarang ini dia sudah masuk ke dunia politik, bukan akademisi lagi. Jadi, berbohong itu sah,” ungkap Adhie.
Selain itu, Adhie menyinggung tentang kemunafikan dalam skandal Bank Century yang kemudian publik dibukakan mata dan akhirnya terbongkar kasus. Kemudian, ia mengibaratkan bahwa apabila Presiden Joko Widodo tidak memberhentikan Sri Mulyani, maka dirinyalah yang akan dipenggal seperti Raja Louis XVI saat Revolusi Perancis.
“Petualangan Sri Mulyani dan Budiyono lewat skandal Bank Century itu, ketika mau menyerang, sudah mendekati mukanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, SBY langsung tanggap. ‘Diamputasi’ itu Sri Mulyani agar dia nggak kena setelah dia ‘diamputasi’, dibuang keluar. Kemudian SBY selamat,” tutur Adhie.
“Nah ini, kalau Joko Widodo tidak melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh SBY, saya khawatir Presiden (Joko) Widodo ini bisa kena imbasnya seperti Raja Louis XVI di Perancis,” pungkas Adhie.