Tokoh Pergerakan DR. Rizal Ramli, meyakini, gelombang kemarahan rakyat dan mahasiswa akan mempercepat proses turunnya sebuah pemerintahan sebelum waktunya.
“Sebelum 2024 akan ada gelombang yang mempercepat proses jatuhnya sebuah pemerintahan. Rakyat dan mahasiswa sudah marah. Siapapun dan sekuat apapun dia nggak bisa ngelawan kekuatan rakyat tersebut,” kata Rizal Ramli dalam podcast bertajuk “Rezim Jokowi Tak Akan Bertahan Sampai 2024” yang tayang belum lama.
Menko Ekuin era pemerintahan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur itu mengatakan, jika pemerintahan Jokowi turun, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah agenda antara lain menurunkan harga kebutuhan pokok.
“Kita akan turunkan tarif listrik ke posisi 2 tahun yang lalu, sehingga tagihan listrik rakyat hemat 40 persen, sehingga di kantong rakyat ada ada uang. Dan harga minyak goreng dan kebutuhan pokok lainnya akan stabil,” tutur bekas Anggota Tim Panel Ekonomi PBB bersama tiga peraih Nobel tersebut.
Langkah berikutnya, sambung Rizal Ramli, diperlukan penggantian Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). “Karena anggota-anggotanya sengaja dipilih dari ormas supaya gampang diatur. Jadi kita bikin pemilu yang paling baik dalam sejarah Indonesia,” ujarnya.
Tokoh pergerakan mahasiswa di era 70-an yang pernah merasakan dinginnya jeruji besi selama 1,5 tahun di era rezim Soeharto itu menambahkan, pemilu 1955 merupakan pemilu yang paling demokratis. “Karena wakil rakyatnya amanah, pemimpinnya amanah. Padahal waktu itu tidak ada teknologi komputer,” ujarnya.
Rizal Ramli meyakini, dirinya membutuhkan waktu cukup 6 bulan untuk mempersiapkan sebuah pemilu dengan dana yang sangat hemat.
Rizal Ramli mengatakan, surat suara yang ada di TPS langsung dipindahkan ke pusat dengan menggunakan sistem internet. “Karena itu bisa langsung dipantau. Jadi bukan dari TPS surat suara tersebut dipindahkan menuju kecamatan, kemudian kabupaten, terus ke provinsi dan nasional karena itu memakan waktu yang lama,” pungkas Rizal Ramli.