Dinasti politik yang tengah dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi fakta bahwa demokrasi telah dirusak oleh mantan Walikota Solo tersebut.
Tokoh nasional, Rizal Ramli menilai, langkah Jokowi dalam membangun dinasti politik tidak hanya sekedar menunjukkan tak adanya lagi budaya malu, tapi hal itu juga menciderai perjuangan para aktivis pergerakan yang memperjuangkan demokrasi saat rezim otoriter Soeharto berkuasa.
Ironisnya, sambung Rizal Ramli, Jokowi pun sepanjang hidupnya tidak pernah berjuang untuk demokrasi dan pada akhirnya hanya merusak demokrasi saat berkuasa.
“Nggak tahu malu. Tidak pernah berjuang untuk demokrasi, tetapi ketika berkuasa merusak demokrasi dan membangun dinasti bisnis-politik,” kata Rizal Ramli dalam keterangannya, Senin, (7/3).
Selain itu, sambung Rizal Ramli, bekas Gubernur DKI Jakarta itu seolah juga ingin mengubah republik menjadi kerajaan yang sarat akan feodalisme.
“Padahal dulu Raja-raja berkorban untuk membentuk Republik. Eh. Ndak tahu diri, malah mau bikin kerajaan! Norak,” tandas Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia ke-8 ini.
Sebagaimana diketahui, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka menjabat sebagai Wali Kota Solo sejak 2021.
Sementara, Muhammad Bobby Afif Nasution yang merupakan menantu kedua Jokowi juga terpilih jadi Wali Kota Medan sejak 2022 silam.
Terbaru, Jokowi merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep maju sebagai Calon Wali Kota Depok.