Sabtu, 18 Mei 2024
spot_img

Perdana Menteri Jepang Kembali Sampaikan Keinginannya Bertemu dengan Kim Jong Un

BERITA TERKAIT

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (19/9) kembali menyampaikan keinginannya untuk berjumpa dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kishida mengulangi keinginannya untuk berjumpa dengan Kim Jong Un di Majelis Umum PBB, hanya beberapa hari setelah pemerintahnya secara terbuka mengumumkan kesediaannya untuk mengadakan pertemuan puncak untuk mencari jalur diplomatik di tengah meningkatnya ketegangan terkait program senjata Pyongyang.

Dalam pidatonya di mimbar PBB, Kishida mengatakan bahwa Tokyo bersedia menyelesaikan semua masalah dengan Pyongyang, termasuk penculikan warga sipil Jepang di masa lalu oleh Korea Utara untuk melatih mata-matanya.

“Dalam rangka membuka era baru bersama-sama, saya ingin menyampaikan tekad saya untuk bertemu langsung dengan Pemimpin Kim Jong Un kapan saja tanpa syarat apa pun,” ujar Kishida, dilansir dari AFP, Rabu (20/9).

“Saya ingin mengadakan pembicaraan tingkat tinggi di bawah pengawasan langsung untuk mewujudkan pertemuan puncak secepatnya,” tuturnya.

Pada 2002, Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi melakukan kunjungan penting ke Pyongyang untuk bertemu dengan ayah Kim, Kim Jong Il, dan menetapkan jalan untuk menormalisasi hubungan di mana Jepang akan menawarkan bantuan ekonomi.

Perjalanan tersebut menyebabkan kembalinya lima warga negara Jepang dan kunjungan lanjutan oleh Koizumi. Namun, diplomasi tersebut segera terhenti, sebagian karena kekhawatiran Tokyo bahwa Korea Utara tidak berterus terang terhadap para korban penculikan.

Korea Utara melakukan uji coba nuklir pada tahun 2006, sehingga menimbulkan fase yang lebih konfrontatif. Ketegangan meningkat dalam beberapa bulan terakhir ketika Pyongyang melakukan serangkaian uji coba rudal.

Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden juga telah menawarkan pembicaraan tetapi Korea Utara tidak menunjukkan minat.

Pendahulu Biden, Donald Trump, melakukan pendekatan pribadi yang tidak biasa terhadap Kim, bertemu dengannya tiga kali dan menyuarakan kekaguman terhadapnya.

KTT bersejarah tersebut menghasilkan pengurangan ketegangan namun tidak ada kesepakatan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Korea Utara, yang secara teknis tidak pernah mengakhiri perang mereka pada tahun 1950-1953.

spot_imgspot_img
spot_img

Hot Topics

Related Articles