Gerakan Aktivis ’98 (Gerak ’98) membagikan tabloid yang berisikan rekam jejak Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Sebanyak 100.000 tabloid dibagikan di 16 kota secara serentak.
“Kita akan terus berlanjut untuk menyuarakan ini, ke titik-titik yang sentral agar masyarakatnya tahu, agar rakyat sadar, agar rakyat mengetahui bahwa ada yang salah dari proses politik di Indonesia sekarang ini,” kata Juru Bicara Gerak 98 Mixil Mina Munir, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/2).
Aksi bagi-bagi tabloid tersebut juga untuk memberikan pemahaman politik kepada masyarakat luas yang memang belum mengetahui, dan juga yang abai terhadap sejarah Indonesia.
Karena, menurut Mixil, Prabowo sudah terbukti terlibat penculikan aktivis 98, dan hal itu berdasarkan fakta yang tidak bisa dipungkiri.
“Ada 22 kawan-kawan aktivis yang diculik. 9 aktivis dikembalikan, sementara 13 orang masih belum ditemukan. Pengakuan tersebut disampaikan Prabowo sendiri, juga oleh Jenderal TNI (Purn) Wiranto dan Soemitro Djojohadikusumo Ayahnya. Dikuatkan oleh pernyataan DKP (Dewan Kehormatan Perwira) dalam amar putusannya tanggal 21 Agustus 1998,” tutur Alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah ini.
“H-10 dari pemilu kita akan tetap menyuarakan aspirasi kawan aktivis 98 untuk tetap menolak capres pelanggar HAM, capres penculik, capres yang menodai demokrasi di Indonesia,” sambung Mixil.
Mixil berharap, dengan adanya aksi tersebut pihaknya bisa menyadarkan kepada masyarakat agar tidak memilih capres pelanggar HAM, baik itu masyarakat Generasi Z, dan juga milenial.
“Di dalam tabloid ini kita menegaskan ada semuanya, kita lengkap dalam tabloid yang kita distribusikan kepada masyarakat ini,” tukasnya.
Meskipun Pilpres 2024 usai, Mixil dan kawan-kawan di organisasi Gerakan 98 tetap berkomitmen untuk menuntut pengadilan HAM terhadap Prabowo Subianto yang dianggapnya bertanggung jawab dalam kasus pelanggaran HAM berat tersebut.
“Kami tetap menuntut penegakan hukum dan pengadilan HAM serta mencari kawan-kawan kami yang dihilangkan oleh negara,” tandas Mixil.