Yayasan 98 Peduli menggelar aksi sosial dua hari berturut-turut, 24-25 Mei di Taman Benjamin Sueb, Jakarta Timur. Ketua Umum Yayasan 98 Peduli, Detti Artsanti menyampaikan, aksi sosial yang digelar tersebut bertujuan memperingati satu tahun berdirinya Yayasan 98 Peduli.
“Kami Mengusung tema ‘Sinergi Membangun Kesejahteraan dan Merawat Nilai-Nilai Budaya Dalam Mewujudkan Tatanan Kebangsaan Yang Harmonis’,” kata dia di Taman Benjamin Sueb, Sabtu (25/5/2024).
Lebih jauh dijelaskan Detti, aksi sosial digelar dua hari. Hari pertama, pihaknya menggelar acara Donor Darah, Sosialisasi Jaminan Kesehatan, Pasar Murah dan Cek Kesehatan.
Sementara pada hari kedua yakni Sabtu (26/5/2024), pihaknya menggelar pagelaran dan teatrikal memperingati runtuhnya Orde Baru.
“Beberapa pihak kami gandeng seperti BPJS Jakarta Timur, Badan Pangan Nasional, dokter-dokter alumni Fakultas Kedokteran UKI dan tentunya teman-teman aktivis 98 yang terlibat menegakan reformasi,” ungkap dia.
Aksi sosial ini, lanjut Detti, juga menjadi kesempatan para aktivis 98 menyampaikan sejumlah isu-isu politik yang ada dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Isu yang paling mendalam dibahas yakni corat marutnya perekonomian bangsa.
“Ternyata negara kita tidak baik-baik saja. Kepemimpinan Jokowi banyak keberhasilan yang dicapai namun banyak juga ditemui teman-teman ini kesenjangan sosial yang sangat tinggi,” ucap Detti.
“Banyak masyarakat di Indonesia masih berada di garis kemiskinan. Walaupun pemerintah menyatakan bahwa tingkat kemiskinan menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023 mencatat angka kemiskinan nasional masih 9,36 persen. Padahal, target angka kemiskinan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 6,5 – 7,5 persen,” tandasnya.